Takako Matsu

Profil
Nama asli : Takako Fujima
Lahir : Minato-ku(Tokyo), 10 Juni 1977
Tinggi : 166 cm
Gol. darah : A
Talenta : Main piano, menari tarian tradisional Jepang
Hobi : Motret, main drama panggung, nyetir mobil

Mengamati aktris satu ini, kita bakal mendapati sesuatu yang lain dibanding saat kita mengenal aktor/aktris lain. Ia bukan hanya sekedar aktor yang baik, melainkan mampu hadir secara total. Ia memancarkan sinar yang unik, segemerlap bintang di angkasa. Hal yang selalu dikejar oleh setiap pemanggung, namun seringkali sia-sia. Dan yang satu ini, seolah beruntung lahir dengan kelebihan itu. Orang mengenalnya sebagai Takako Matsu, a charming girl yang makin terlihat pesonanya saat ia berada di atas panggung. Menyaksikan Takako Matsu dengan segala talentanya, seolah kita melihat sebutir benih yang pecah dan bertumbuh, hingga satu waktu akan berkembang menjadi bunga yang mekar sempurna...
 

Aktris pemeran gadis buta dalam drama berjudul The Storehouse of Dream, yang ditayangkan ANTEVE beberapa waktu berselang ini memang terlahir dalam keluarga seniman, dengan ayah seorang pemain kabuki ternama(Koushiro Matsumoto), yang kemudian menurun juga pada abangnya(Somegorou Ichikawa). Bahkan kakak perempuannyapun seorang aktris panggung, Kiho Matsumoto. Namun semua itu tak membuat ia langsung menjadi bintang besar. Sejak kecil ia memang terbiasa melihat bagaimana ayahnya belajar akting dan menari. Ia juga sudah tak asing dengan berbagai alat musik tradisional Jepang. Semua itu sangat menarik perhatian Takako kecil. Akhirnya, ayahnya memperkenalkan ia pada tarian tradisional Jepang, serta memberinya kesempatan belajar alat musik yang disukainya. Sejak saat itu, Takako mulai belajar menari dan bermain piano. Ketika belum genap berusia 17 tahun, Takako sudah bermain dalam drama panggung Ninjoubanashibun Nanamotoyui, yang kemudian disusul dengan debutnya dalam dunia drama televisi Hana no Ran di staisun NHK. Saat tampil di depan umum itulah, Takako memutuskan untuk menggunakan nama panggung baru. Ia mengambil suku kata pertama dari nama keluarga ayahnya, dan sejak itu muncullah Takako Matsu.

Kemunculannya ternyata cukup menarik perhatian banyak kalangan. Selain telah dikenal sebagai anak dari seniman ternama, orang pun mengakui bahwa dalam diri Takako terdapat suatu talenta yang baik. Seolah berlian yang belum terasah, sehingga kilapnya masih temaram. Takako sendiri menyadari hal itu. Ia pun bertekad untuk belajar banyak tentang akting dari para bintang senior. Karena ia lebih tertarik pada drama panggung, ia kemudian menggembleng dirinya selama 2 tahun dalam berbagi drama musikal, termasuk berperan sebagai Antonia dalam La Mancha no Otoko dan Ophelia dalam drama terkenal, Hamlet. Bahkan hingga kinipun ia terus bermain dalam berbagai drama panggung yang memang sangat dicintainya.

Pada tahun 1996, Takako muncul sebagai bintang tamu dalam Furuhata Ninsaburou, drama misteri kriminal yang ditaburi banyak bintang. Kemudian disusul dengan kemunculan Takako dalam drama Long Vacation, bersama Takuya Kimura dan Tomoko Yamaguchi. Bermain sebagai Ryoko Okuzawa, disini Takako bermain cukup baik, bahkan 'sukses' membuat para penonton berantipati padanya. Sejak ini, dia kerap dipertemukan dengan Takuya Kimura. Pernah ngitung berapa banyak drama yang sudah diperankan mereka bersama?

Pada akhir tahun 1996, Takako juga bermain dalam Konna Watashi ni Dare ga shita, drama komedi yang tidak begitu berhasil. Dan setelah beberapa drama lainnya, pada pertengahan 1997, Takako muncul dalam Hitotsu Yane no Shita 2(Under The Same Roof 2) sebagai Miki Mochizuki.

Yang boleh disebut sebagai puncak karir pertamanya adalah saat Takako muncul sebagai Riko Uesugi, mendampingi Takuya Kimura dalam Love Generation. Drama ini terbilang mendapat sukses besar, bahkan hingga dibuat 1 episode spesialnya. Setelah itu, Takako selalu mendapat peran utama dalam setiap dramanya. Dalam Jinbee, ia bermain bersama Masakazu Tamura yang berperan sebagai ayah tirinya. Sedangkan, dalam Konya wa Eigyouchu(Business Is Still Running Tonight), Takako kembali dipertemukan dengan Takuya Kimura. Yang cukup menarik adalah karena drama ini mengangkat tema kehidupan para staf stasiun TV. Ternyata, walau banyak terlibat dalam dunia TV, toh keduanya menemukan banyak hal baru lewat peran mereka. Sungguh menarik melihat bagaimana mereka memerankan orang-orang yang selama ini melayani dan membantu mereka dalam suatu tayangan TV.

Mengawali tahun 2000 kemarin, Takako bermain dalam drama Omiai Kekkon di Fuji TV. Kali ini ia dipasangkan dengan Yusuke Santamaria. Drama ini memiliki kisah yang unik, masih seputar romantisme. Dikisahkan Setsuko Nakatani(Takako) melepas pekerjaannya sebagai pramugari untuk bisa menikah dengan pacarnya. Namun kedua orang tuanya tidak menyetujui pria itu, bahkan memperkenalkan Setsuko pada pria lain, Hirose(Yusuke). Hirose sendiri pun sebetulnya dipaksa menemui Setsuko oleh atasannya. Maka dimulailah kecanggungan dan pertengkaran diantara kedua orang yang merasa 'dipaksa' ini. Bagaimana perkembangannya, rasanya bisa ditebak, bahwa kemudian mereka mulai tertarik satu sama lain. Namun apa saja yang terjadi diantara itu, dan bagaimana endingnya? Nah, pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuat penonton akan terbius oleh drama ini sehingga sulit untuk meninggalkannya. Disini pula muncul single Sakura no ame, itsuka, yang dikarang dan dinyanyikan oleh Takako sendiri.

Karirnya dalam dunia tarik suara memang belum panjang. Namun, berbekal kemampuan musiknya(terutama piano), serta usaha keras dalam melatih vokalnya, membuat Takako mampu mengejar ketinggalan dari rekan-rekan sesama artis drama yang kemudian muncul pula sebagai penyanyi. Bahkan jika dicermati, kualitas suara Takako tak kalah dibanding penyanyi senior lainnya. Kejernihan dan kemantapan suaranya, membuat lagu-lagunya terdengar sangat indah dan menyentuh. Kelebihannya adalah dalam membuat lagu, terutama liriknya. Berbicara tentang lagunya, ia berkata, "Aku punya 2 lagu single yang bener-bener ingin kusampaikan isi pesannnya pada pendengar. Itu satu-satunya jalan agar aku bisa menyanyi lagu yang sama terus-menerus setiap hari. Aku berusaha menguatkan otot leherku dengan cara itu. Menyanyi itu sama dengan latihan fisik. Terkadang aku harus istirahat sebelum aku kehilangan suaraku, tapi aku juga tahu aku belum memiliki pilihan untuk itu. Maka aku selalu menyanyi keras-keras hampir tiap hari. Tak jadi masalah, meski aku suka malu-malu, atau suaraku terdengar baik atau buruk. Menyanyi akan selalu menjadi bagian dari diriku jika aku melakukannya setiap hari. Aku juga menyadari tak bisa menyembunyikan apa yang kurasakan saat aku menyanyi. Terkadang aku merasa takut dan penasaran jika aku bisa menulis lagu itu atau nafasku bisa bertahan selama itu... Aku masih merasa seperti masih di atas pentas. Misalnya, ada saat aku berbuat salah, tapi meski badanku tak bisa bereaksi sesuai keinginanku, aku harus terus melanjutkannya walau apapun yang terjadi. Sekarang aku tahu, untuk memerintahkan badanku bergerak sesuai kemauanku, menyanyi harus jadi salah satu gerak reflekku. Untuk itu, aku menyanyi sebanyak yang aku bisa".

Kebiasaannya menggumamkan lagu juga ternyata menghasilkan lagu hasil ciptaan sendiri, misalnya seperti kejadian setelah pagelaran drama panggung Ochepi! di Osaka. Di hotel tempatnya menginap, tanpa sengaja Takako melihat cassette player-nya dan mulai mendendangkan suatu nada lagu. Hasilnya? Dirilisnya single Yasashii Kaze(Gentle Breeze) tgl. 25 Oktober 2000, yang musik dan liriknya dibuat sendiri. Ditanya tentang musiknya, Takako menjawab, "Aku biasanya duduk di depan piano saat aku mengarang lagu, dan ini pertama kalinya aku melakukan hal yang berbeda. Aku pikir jika aku melakukan hal yang sama sebelumnya, aku tak akan bisa mengarang lagu yang baru. Aku akan tetap terbatasi 'tembok' yang sama. Maka aku berencana beristirahat mengarang lagu untuk sementara. Barangkali hal ini akan memberiku waktu yang banyak dan lebih merasa relax dengan musikku. Itu sebabnya kenapa aku selalu menggumamkan lagu, karena aku merasa sangat santai dan terlepas dari 'tembok' itu".

Setelah yang terakhir, Takako bermain dalam drama menghebohkan, HERO, bersama Takuya, maka pada tanggal 27 Agustus nanti, pecinta drama di Jepang bakal dihibur lagi oleh si imut ini lewat drama terbaru Akarui Hou E, Akarui Hou E. Berbeda dari drama Takako yang lain, drama ini berlatar kisah di tahun 1930. Kali ini, Takako berperan jadi Misuzu Kaneko dan bermain dengan Ken Miyake, salah satu anggota V6, yang berperan jadi adik Misuzu. Seperti apa sih ceritanya? Kita ikuti aja berita perkembangannya.

Selain itu, Takako juga bakal disibukkan dengan drama panggung SETSUAN no Zennin selam bulan September nanti di Tokyo dan Osaka. Disini ia memerankan dua tokoh sekaligus, Shen Te dan Shui Ta. Sementara itu, ia juga harus mempersiapkan konser pertamanya yang bertajuk Matsu Takako 1st Concert Tour, yang akan berlangsung 24 Okt - 19 Nov nanti di beberapa kota : Tokyo, Osaka, Kanagawa, Sendai, Aizawa, Fukuoka, dan Niigata.

Seorang aktris biasanya sering 'hidup' sebagai orang lain dalam kehidupannya. Jika satu peran selesai, maka peran lain yang baru dimulai. Takako Matsu pun telah berkali-kali jadi orang lain, secara silih berganti selama karirnya. Dan semuanya bisa melebur dengan dirinya saat ia berada di atas pentas. Hal serupa kita lihat dari sebutir benih. Apakah kita berpikir bahwa sudah menjadi takdir sebutir benih untuk pecah, 'mengorbankan diri', dan merelakan dirinya tumbuh menjadi suatu bentuk yang lebih disukai semua orang menjadi sekuntum bunga? Beberapa dari kita mungkin juga berpikir demikian. Namun setiap aktor tak mungkin punya takdir yang sama. Setiap kehidupan, apapun bentuknya, pasti punya alasan yang berbeda untuk menjadi sesuatu/seseorang. Bagi Takako Matsu, itu berarti terus berkembang seperti bunga dengan kecantikan dan kecakapan yang membuat semua orang datang melihatnya. Tapi seperti juga sebuah benih, ia masih akan terus mencari arti kehidupannya. Meaning of being herself. Dari perjalanan pencariannya ini masih cukup panjang...

© ANIMONSTER All Rights Reserved